"Kurang ajar!''
Teriak Semias kesal. Nama lengkapnya adalah Semias Vossen, dia adalah ketua geng jahat ''The Silent Death''. Semias benar-benar marah saat mengetahui kemunculan ksatria Seven Colors.
"Ini tidak boleh dibiarkan! Para ksatria itu bisa menghambatku untuk membuat ketakutan seluruh manusia di bumi! Emma, cepat kau pergi dan habisi mereka!'' Perintah Semias dengan galak.
"Baik, ketua...''
***
Pagi hari di sekolah.
Sekolah sudah ramai didatangi para murid karena sebentar lagi bel berbunyi. Namun saat itu Yuya belum datang.
Saat itu Yuya masih terburu-buru di rumahnya. Dengan cepat ia mengenakan seragam, mengambil tas, memakai sepatu dan berangkat.
"Aku berangkat!''
Yuya terus berlari sampai sekolah sebelum bel berbunyi. Karena jika bel sudah 3 kali berbunyi, maka gerbang sekolah akan ditutup.
Pintu gerbang sekolah sudah di depan mata Yuya. Terdengar bel telah berdering 2 kali. Yuya semakin cepat berlari. Bel yang ke 3 kali pun berbunyi, sedangkan Yuya hampir sampai.
Pintu gerbang mulai ditutup oleh penjaga sekolah.
"Tidak! Jangan dulu!!'' Teriak Yuya panik. Akhirnya dengan sedikit perjuangan Yuya bisa melewati gerbang sekolah. Tepat saat Yuya sudah berada di dalam, gerbang pun tertutup.
Setelah itu, Yuya kembali berlari untuk menuju ke kelasnya. Tapi tiba-tiba ia menabrak seorang anak laki-laki yang sedang terdiam kebingungan mencari kelas.
"Hei kau! Kenapa kau disitu? Kau menghalangi jalan!'' Bentak Yuya pada anak itu.
"Maaf, maafkan aku. Aku sedang mencari kelas baruku yaitu kelas 10 b.'' Jelas anak itu. Yuya menatapnya sejenak sambil mengernyitkan alisnya ,''kau anak baru kah?''
"Iya . Aku baru pindah hari ini. Maukah kau menunjukkanku kelas 10 b?'' Pintanya.
"Oh kebetulan itu kelasku. Ayo ikut!''
Yuya menggandeng tangan anak itu untuk sampai ke kelas 10 b. Sambil berjalan mereka memperkenalkan diri. Nama anak tadi adalah Takahisa Masuda. Dia adalah anak yang baik. Memiliki wajah yang imut dan lucu. Ia pindah sekolah karena mengikuti orang tuanya yang selalu dinas di berbagai kota. Setiap 2 tahun selalu pindah. Memang merepotkan. Massu sebenarnya sudah bosan karena selalu berpindah sekolah. Ia bilang sekolah yang ia tempati kali ini adalah yang terakhir. Tak mau pindah pindah lagi.
"Nah, ini dia kelasku. Kelas 10 b''
Yuya melihat ke dalam kelasnya. Belum ada guru yang masuk. Yuya bernapas lega. Ia lalu menarik tangan Massu dan menyapa semua temannya. Namun Massu belum mau masuk. Ia masih takut melihat teman teman barunya.
"Ayo masuk''
"Na.. nanti dulu. Aku... malu....'' ''hah? Malu?''
"Iya.. kau duluan saja...''
"Massu, kalau kau terus di luar kau akan dimarahi guru''
Massu menundukkan wajahnya. Dan mengangguk , ''baiklah...''.
Massu akhirnya mau masuk ke dalam kelas. Dengan tetap menundukkan wajahnya. Berbeda dengan Yuya yang begitu ceria menyapa temannya dan memperkenalkan Massu ke semua temannya.
"Massu, kau jangan menunduk terus! Cepat kau sapa mereka!''
"Ta... tapi...''
"Sudah cepat sana. Mereka tidak akan menjahatimu''
Dengan gugup, Massu menyapa teman teman barunya, ''ohayou... g... gozaimasu....''
Massu menunjukkan wajahnya yang imut itu. Semua teman teman di kelas 10 b langsung terpana melihat wajah imut Massu.
"Tegoshi, teman barumu super kawaii!'' Teriak salah satu teman perempuan Yuya.
"Lihat, mereka semua senang berteman denganmu'' kata Yuya sambil memegang pundak Massu. Massu hanya tersenyum. Kali ini ia mulai percaya diri untuk menghadapi teman teman barunya.
Yuya mempersilahkan Massu untuk duduk bersama dengannya. Mulai dari situ lah mereka makin akrab. Saat diberi latihan oleh guru, mereka bekerja sama saling membantu. Saat istirahat, mereka pergi ke kantin berdua. Yuya senang telah menemukan teman baru. Dia baik juga punya wajah imut.
"Massu,kau tidak memesan makanan?''
"Ah tidak. Aku sudah bawa bekal''
"Hmm wanginya seperti gyoza''
"Ini memang gyoza. Aku suka sekali gyoza''
"Boleh aku mencobanya?''
"Tentu''
Yuya mengambil salah satu gyoza dari kotak makan milik Massu yang cukup besar , ''mmmyamm... oishii..''
"Kau tahu, ini dibuat berdua bersama kakakku''
"Ini benar benar enak. Kau dan kakakmu memang hebat''.
Sementara itu di kursi paling pojok di kantin ada Emma. Emma sedang menyamar menjadi murid sekolah. Niat ia saat itu adalah membuat seluruh siswa dilanda ketakutan. Karena setiap ketakutan umat manusia akan menjadi energi bagi Semias untuk menghancurkan umat manusia di muka bumi. Tidak hanya Semias yang mendapat energi dari ketakutan manusia, anak buahnya pun juga mendapat energi tersebut. Jadi semakin banyak manusia yang ketakutan, semakin banyak pula energi yang semias dan anak buahnya dapatkan.
Emma sedang mencari waktu yang tepat untuk memulai aksinya, yaitu pada saat pulang sekolah. Karena pasti semua murid akan berhamburan keluar untuk pulang ke rumahnya masing2.
***
"Massu, kita pulang bersama yuk. Kau sendirian kan hari ini?''
"Mm.. ayo''
Saat itu juga Emma memulai aksinya. Dia membuat langitnya menjadi gelap gulita. Semua murid panik melihat sosok Emma yang sedang melayang di udara.
"Hei manusia, bersiaplah untuk hancur dan lenyap dari muka bumi ini!''
"Dan untuk ksatria seven colors cepat tunjukkan sosokmu dan hadapi aku!'' Lanjut Emma. Setelah itu Emma membuat dua buah Monster. Monster ular dan Monster besi. Alhasil semua orang yang ada disana ketakutan.
"Ketakutan kalian adalah kekuatan bagiku wahai umat manusia! Hahaha...'' gumam Emma sambil tertawa jahat.
Lalu 2 Monster itu langsung memulai serangannya. Membuat semua orang lari ketakutan. Dan membuat apa yang ada di dekatnya hancur.
Yuya dan Massu juga ikut panik melihat kejadian itu. Apalagi Massu, ia baru pertama kalinya melihat Monster super besar dan menyeramkan dengan mata kepalanya sendiri.
"Tegoshi, kita harus lari sebelum Monster itu membunuh kita''
"Tidak. Aku akan menghadapi Monster Monster ini''
Mata massu terbelalak kaget, ''Apa!?'' Ia kaget mendengar kata kata Yuya yang terkesan tidak mungkin berhasil.
"Bagaimana bisa? Ayo cepat kita lari?''
"Kau duluan, Massu!''
Karena Monster semakin mendekat, massu langsung berlari ketakutan. Tapi yuya tidak.
"Tegoshi! Lari! Cepaat!!'' Teriak massu dari jauh.
Yuya tidak lari. Ia akan berubah menjadi The lightning thunder.
"Charge modification! Yellow and orange The color of lightning. I'm the lightning thunder!''
Massu yang melihat Yuya berubah hanya bisa menganga. Dan ia bukannya berlari lagi, malah ia mendekat untuk melihat aksi Yuya melawan Monster Monster itu.
Massu mengucek-ngucek matanya. Ia masih belum percaya apa yang terjadi saat itu.
Emma sangat santai melihat manusia berlari tunggang langgang karena ketakutan. Tapi ia kaget saat melihat monster buatannya tiba-tiba tersambar petir. Yang sebenarnya petir itu adalah kekuatannya Yuya.
"Rupanya kau muncul juga, ksatria seven colors''
"Kau siapa?''
"Namaku adalah Emma Chalice. Anggota The silent death. Misi The silent death adalah mengumpulkan jeritan ketakutan manusia untuk bisa menghancurkan dunia ini''
"Kau tidak boleh menghancurkan dunia manusia!''
Yuya maju untuk melawan Emma. Namun si monster besi langsung melindungi Emma dari serangan Yuya. Karena itu, Yuya terlempar jauh.
"Sial!''
Yuya tidak mau menyerah. Kali ini ia harus melawan si monster besi itu agar bisa berhadapan dengan Emma.
Yuya menendang monster besi itu dengan keras hingga monster itu terjatuh. Sangat terlihat tidak mungkin karena monster besi itu sangat besar. Tapi itulah kekuatan yang luar biasa.
Si monster besi bangkit kembali dan membalas serangan Yuya. Ia berusaha memukul yuya. Akan tetapi Yuya dengan cepat menghindar. Ia bisa menghindar dengan cepat secepat kilat. Hingga monster besi itu kesulitan karena yuya gerakannya begitu cepat.
"Enyahlah kau besi rongsokan besar. VOLTAGE WAY!!!"
Serangan Yuya tepat sasaran. Dan akhirnya monster besi itu kalah. Tinggal satu lagi yang perlu ia hadapi, yaitu monster ular.
"Sekarang tinggal ular jelek ini. Baiklah!''
Yuya kembali bertarung. Kali ini dengan monster ular. Serangan pertama dimulai oleh si monster ular. Monster ular itu menyemprotkan bisanya ke arah Yuya. Tapi untungnya, Yuya bisa menghindar.
Bisa Monster ular itu cukup berbahaya. Bila Yuya terkena bisa itu, ia tidak akan bisa menggerakkan tubuhnya. Agar hilang, si Monster ular itu harus dimusnahkan.
Monster ular itu tak henti hentinya menyemprotkan bisanya hingga membuat Yuya kesulitan untuk menyerang balik.
Akhirnya yuya berlari ke belakang Monster ular itu dan menembakkan kekuatan petirnya dari belakang Monster itu.
Namun sial. Setelah itu, ekor Monster ular melilit tubuh yuya. Dan setelah itu langsung dilemparkannya. Yuya terpental jauh menabrak gerbang sekolah. Monster ular itu langsung menembakkan bisanya ke arah Yuya yang sedang berusaha bangun. Tapi dengan cepat, Yuya membuat perisai petir agar bisa Monster ular tidak mengenai dirinya.
Pertarungan Yuya dengan Monster ular semakin sengit. Yuya juga mulai kewalahan menghindari semprotan bisa Monster ular.
"LIGHTNING BEAM!"
Tapi serangan Yuya tidak mengenai Monster ular itu karena dengan cepat, Monster ular itu menghindari serangan Yuya. Dan Monster ular itu kembali menembakkan bisanya.
Namun sial, Yuya belum sempat menghindar. Maka dari itu ia terkena bisa ular itu. Yuya pun terjatuh dan kesakitan. Dan tubuhnya sulit untuk digerakkan.
"Rasakan itu, ksatria seven colors. Beberapa jam lagi kau akan mati!''
Sementara itu, Massu yang sedang ketakutan bingung harus berbuat apa. Tiba tiba Monster ular mendekatinya dan bersiap menembakkan bisanya.
"Massu!!''
Teriak Yuya. Ia ingin menolong massu tetapi tubuhnya tidak bisa digerakkan. Untungnya massu bisa menghindar.
"Lari massu! Sejauh mungkin!''
"Tapi aku tidak mau meninggalkanmu sendiri!''
"Tak usah pedulikan aku. Cepat lari sebelum Monster itu membunuhmu!''
Monster ular itu semakin dekat ke Massu. Akhirnya Massu kembali berlari.
Akan tetapi tiba tiba Massu terjatuh hingga dengkulnya lecet. Massu sambil sedikit meringis kesakitan, ia berusaha bangun kembali. Ia kembali berlari, namun saat itu ia mulai lelah. Tapi Monster ular itu tetap mengejarnya. Karena Massu sudah terlalu lelah, ia pun jatuh terduduk. Ia pasrah saja akan apa yang terjadi pada dirinya nanti.
Tiba tiba seekor maskot kucing berwarna hijau muncul dan langsung masuk ke dalam jam tangan yang dikenakan Massu. Massu pun langsung bertransformasi menjadi superhero.
"Reborn evolution! Green the color of plants, i'm the Green Plants''
Massu terkejut saat melihat dirinya berubah wujud , ''a...apa yang terjadi?''
Yuya yang melihat dari kejauhan juga ikut kaget melihat Massu berubah menjadi superhero. Sama seperti dirinya.
Monster ular itu sudah berada di depan Massu dan mulai menembakkan bisanya. Massu yang tidak tahu harus berbuat apa hanya menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Untungnya sebuah perisai tanaman melindungi dirinya.
Massu menurunkan kedua tangannya. Ia heran melihat pohon berbentuk perisai di depannya. Karena penasaran ada yang aneh di dirinya, Massu menjulurkan tangannya. Ia kaget melihat akar dan dedaunan keluar dari telapak tangannya.
"Aku.. punya kekuatan super kah?'' Gumam Massu bingung.
Monster ular kembali menyerang. Dengan cepat, Massu menghindari serangan tersebut.
Mengingat Monster ular itu telah melukai teman baiknya, Massu pun memberanikan diri untuk bertarung melawan Monster itu demi menyelamatkan Yuya.
Yuya hanya bisa tersenyum bangga melihat Massu dapat bertarung Dengan Monster ular itu. Tapi ia juga khawatir takut Massu terkena semprotan bisa ular besar itu. Ia ingin membantu. Tapi apa daya, tubuhnya tidak bisa digerakkan.
Massu masih terus berjuang melawan Monster ular itu. Ia tak peduli berapa kali terkena pukulan ekor ular besar itu. Yang hanya dipikirannya hanya menyelamatkan Yuya.
"Kau tak akan kumaafkan! BOTANICAL POWER!''
Dddduuuaaarrrrr.......!!!!!
Akhirnya Monster ular itu lenyap dan Yuya bisa kembali menggerakkan tubuhnya.
Sementara itu Emma sangat kesal menerima kekalahannya. Ia pun pergi kembali ke markas the silent death.
"Massu, kau hebat. Dan terima kasih sudah menyelamatkanku''
"Sama-sama. Aku benar-benar tidak menyangka bisa menjadi seperti ini''
"Aku juga awalnya tidak menyangka.''
"Tapi kenapa kita yang terpilih menjadi ksatria seven colors? Kita kan cuma murid sekolah biasa.''
"Itu karena kebaikan dan keberanian hati kita.''
Massu tersenyum. Yuya pun membalas senyuman Massu.
Mereka berdua pun berpelukan. Sorak gembira para warga juga menambah rasa haru mereka berdua.
End.
Tunggu ep 3 nya nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar