Malam hari yang dingin itu.
Seorang anak laki-laki berjalan tertatih tatih untuk kabur dari kejaran Semias. Tubuh anak laki laki itu dipenuhi luka dan wajahnya dipenuhi luka lebam. Ia tak kuat lagi berjalan.
Laki Laki itu terduduk lemas sambil terbatuk batuk. Tiba-tiba sebuah cahaya mendatangi dirinya. Dan sebuah keajaiban pun terjadi.
***
Siang hari itu Yuya dan Massu baru pulang sekolah. Rencananya mereka akan mampir dulu ke sebuah restoran makanan cepat saji untuk mengisi perut mereka sejenak.
Tiba-tiba di jalan mereka bertemu dengan seorang anak laki-laki. Dia memakai topi agak dirundukkan sehingga yang terlihat hanya hidung dan mulutnya saja. Dan laki-laki itu langsung berbicara pada Yuya dan Massu, ''kalian tahu dimana keberadaan para ksatria Seven Colors?''
Tanpa menyapa dan memperkenalkan dirinya, laki-laki tersebut menanyakan hal itu.
"Tunggu, kau siapa?'' Tanya Yuya.
Laki-laki itu memperlihatkan wajahnya dan langsung memperkenalkan dirinya ,''namaku Shigeaki Kato''
"Aku Yuya Tegoshi''
"Dan aku Takahisa Masuda''
"Oh ya kenapa kau menanyakan tentang keberadaan ksatria seven colors? Apa kau penggemar beratnya?'' Tanya Yuya lagi.
"Aku punya urusan dengan mereka. Kalian tahu dimana?'' Yuya dan Massu terdiam. Sebenarnya ksatria seven colors adalah mereka berdua. Mereka berdua tidak boleh mengakui jika mereka adalah ksatria seven colors. Apalagi kepada Laki Laki bernama Shigeaki Kato ini. Ia terlihat mencurigakan.
"Ka...kami tidak tahu. Kami cuma murid sekolah biasa jadi tidak tahu menahu tentang mereka apalagi keberadaannya dimana'' jawab Yuya gugup.
Shige diam, ia lalu mengenakan topinya lagi ,''baiklah, sampai jumpa...'' Shige membalikkan tubuhnya dan pergi meninggalkan Yuya dan Massu. Tapi tiba-tiba Yuya memanggilnya kembali.
"Tunggu sebentar!''
Shige menghentikan langkahnya.
"Mau ikut kami ke restoran cepat saji tidak?'' Ajak Yuya sambil tersenyum. Shige hanya diam dan menatap mereka berdua. Tapi tiba-tiba Yuya menarik lengan Shige dan mengajaknya ke restoran cepat saji.
Sebenarnya Shige adalah sepupunya Semias. Shige juga masih bersekolah di salah satu SMK favorit. Ia sangat patuh pada perintah Semias.
Sesampainya di restoran cepat saji, mereka bertiga memesan makanan. Sambil menunggu makanan pesanan mereka datang, mereka berbincang-bincang dahulu.
"Rumahmu dimana?'' Tanya Massu kepada Shige. Shige menjawabnya dengan gugup.
"Rumahku... ja.. jauh dari sini''
"Kau sekolah dimana?''
"Di sebuah SMK favorit''
"Wah pasti kau orang kaya ya?''
Lalu pandangan Shige teralihkan ke jam tangan yang dikenakan Yuya dan Massu. Terlihat sangat mencurigakan dan aneh dari jam tangan pada umumnya.
"Jam tangan mereka pasti ada kaitannya dengan ksatria seven colors. Aku harus bisa merebutnya dari tangan mereka dan memberikannya kepada Semias'' gumam Shige dalam hati.
"Wah jam tangan kalian bagus. Beli dimana?'' Tanya Shige berpura-pura kagum.
"Tidak tahu. Ini dibelikan ibuku'' jawab Massu juga berpura pura. Padahal itu jam tangan untuk bertransformasi menjadi ksatria seven colors.
"Boleh aku lihat?''
"Tentu''
Massu melepaskan jam tangan itu dan memberikannya kepada Shige. Namun belum sempat Shige memegangnya, makanan pesanan mereka sudah datang, ''pesanan datang.''
Massu tidak jadi memperlihatkan jam tangan itu kepada Shige ia malah dengan semangat menerima makanan pesanannya.
"Sial! Hampir saja kudapatkan!'' Kata Shige dalam hati.
***
"Ah sepupuku Shige bagaimana, kau sudah bertemu dengan ksatria seven colors?''
Semias menyambut gembira kepulangan sepupu kesayangannya itu.
"Tidak. Tapi aku bertemu dengan 2 orang anak laki laki seumuran denganku. Dan mereka berdua mengenakan jam tangan yang sepertinya ada kaitannya dengan ksatria seven colors''
"Lalu kenapa tidak kau ambil?''
"Aku hampir mendapatkannya! Tapi sial, pelayan restoran itu membuyarkan rencanaku!''
"Kau ke restoran?? Kenapa kau tidak bilang bilang? Aku lapar''
"Pergi saja sendiri! Baka!''
Semias hanya bisa melongo menghadapi sepupunya yang jutek dan dingin itu. Tapi walaupun begitu ia tetap sayang pada sepupunya itu. Dengan langkah cepat, Shige menuju ke kamarnya.
Tetapi di kamarnya ada si Nebula sedang berkaca. Mengetahui ada Shige, Nebula langsung berbalik badan dan tersenyum lebar. Nebula Geulimja nama aslinya, dia juga adalah salah satu anggota The Silent Death. Nebula wujudnya seperti alien. Dia berkuping besar dan berkulit hijau. Kebiasaannya adalah jika melihat kaca, ia langsung berlagak bak artis terkenal.
"Kau sedang apa, Nebula? Cepat keluar dari kamarku!'' Perintah Shige dengan galak.
"A... tidak sedang apa apa... baiklah... sampai jumpa tuan!'' Nebula langsung berlari karena takut dimarahi oleh Shige. Setelah Nebula keluar, Shige langsung menutup pintu dan menguncinya.
***
Pagi hari itu di hari minggu.
Yuya masih saja tertidur pulas. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah 9 pagi. Dan ia punya janji dengan Massu pergi ke mall pukul setengah 9 pagi.
Sementara di luar Massu sudah memanggil-manggil.
"Tegoshi bangun! Ada temanmu di luar!'' Teriak ibunya Yuya untuk membangunkan anaknya itu yang super malas bangun pagi jika sedang libur sekolah. Di dalam kamar Yuya hanya menggeliat dan berkata , '' siapa?''
"Temanmu. Ayo cepat bangun,!''
Yuya melirik jam wekernya. Sudah pukul setengah 9.
"Oh iya, ke mall bersama Massu!'' Yuya langsung bangun dan pergi ke kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukanya. Setelah itu ia buru-buru mengganti bajunya.
Setelah itu...
"Maaf Massu. Aku lupa''
"Huh dasar. Ayo jalan''
Mereka berdua pun berangkat ke mall.
Sesampainya di mall mereka bertemu dengan Shige lagi. Yuya langsung menyapanya dengan gembira.
"Kebetulan ya kita bertemu lagi.''
"Ah.. hmm..''
"Hmmh kalian tidak tahu siapa aku sebenarnya'' Gumam Shige dalam hati sambil tersenyum sinis.
Yuya dan Massu pun langsung mengajak Shige berkeliling mall. Mulai dari toko baju, toko sepatu, hingga ke tempat hiburannya. Mereka juga menonton film di bioskop bersama. Hingga perut mereka lapar. Tanpa pikir panjang, mereka mampir ke sebuah restoran.
"Shige, mulai dari sekarang kita berteman ya?'' Kata massu sambil tersenyum. Shige tertegun. Ia ragu berteman dengan orang baik, padahal dirinya adalah penjahat dan sepupunya juga penjahat.
"T...teman?'' Tanya Shige gugup.
"Iya Shige. Teman sejati selamanya'' kata Yuya.
Shige terdiam dan berpikir. Ia takut untuk berteman dengan orang baik. Setelah itu Shige bangkit dari kursinya.
"Maaf aku harus pergi...'' Shige berlari meninggalkan Yuya dan Massu yang sedang kebingungan melihat sikapnya yang aneh.
"Shige kenapa ya?'' Tanya Massu.
"Entahlah....ia memang sedikit aneh''
***
Di rumah, Shige benar benar bimbang. Ia ingin menjadi baik setelah bertemu dengan Yuya dan Massu. Akan tetapi jika semias tahu dirinya akan menjadi baik, Semias akan marah besar. Tapi ia saat itu Shige benar benar ingin sekali menjadi orang baik. Ia terus saja berjalan bolak balik memikirkan semua itu di kamarnya.
Lalu Semias masuk dan melihat sepupunya sedang kebingungan.
"Ada apa sepupuku sayang? Ada suatu hal? Katakan saja padaku'' kata Semias dengan wajah khawatirnya.
"Semias, kenapa kau lebih memilih jadi orang jahat?''
"Ya tentu saja. Menjadi jahat itu menyenangkan, kau tahu? Menjadi penjahat adalah kebanggaan bagiku''
"Menurutku menjadi jahat tidak selamanya menyenangkan''
Semias terkejut mendengar kata kata Shige.
"Kenapa kau berbicara hal itu?''
"Karena... aku... aku... aku ingin berhenti menjadi jahat''
Semias membelalakkan matanya. Ia sangat murka mendengar jawaban Shige, sepupu kesayangannya. Tanpa pikir panjang, Semias langsung menampar pipi Shige dengan keras.
"Kau pengkhianat! Pengkhianat tak pantas hidup!''
Kali ini pukulan keras melayang ke wajah Shige hingga hidungnya berdarah.
Karena mendengar keributan, anak buah Semias datang.
"Ketua, kenapa kau memukul tuan?'' Tanya anak buahnya yang bernama Dexter.
"Dia bukan sepupuku lagi. Dia itu pengkhianat!''
"Maksud ketua apa?'' Tanya Nebula.
"Dia tidak ingin lagi berpihak pada kita, maka dari itu ia lebih pantas mati!''
Semias bersiap melayangkan pukulannya lagi. Tapi tiba tiba tangannya ditahan oleh Shige. Shige langsung menendang perut Semias dengan keras. Ia pun berusaha kabur, Namun Shige dijaga oleh anak buahnya Semias.
Akhirnya bertarunglah mereka. Shige harus menghadapi ke 4 anak buahnya Semias. Berkali kali kalah, tapi Shige tidak akan menyerah. Akhirnya anak buah Semias kalah. Shige pun bisa kabur, walaupun tubuh dan wajahnya penuh luka.
"Jangan lari kau!'' Semias langsung mengejar Shige. Ia masih sangat murka padanya. Ia belum puas jika Shige belum mati.
Shige terus berlari melewati hutan yang gelap. Tak peduli cuaca dingin karena awal musim dingin itu menusuk tubuhnya.
Namun, setengah perjalanan, Shige mulai lelah. Ia pun terduduk lesu. Padahal Semias masih mengejar di belakangnya. Kali ini ia hanya bisa pasrah pada nasibnya.
Tapi tiba tiba, sebuah cahaya biru mendekati dirinya, dan ternyata cahaya biru itu adalah seekor maskot kelinci biru yang lucu. Lalu, maskot kelinci itu langsung masuk ke dalam raga Shige. Dan Shige pun bertransformasi.
"Morph revolution! Blue and white the color of ice, i'm the frozen ice''
Shige terkejut dengan apa yang terjadi barusan. Tubuhnya tidak lagi dipenuhi luka. Kini ia merasa semakin kuat.
Tak lama Semias pun datang, ia juga terkejut melihat Shige.
"Ketua, sepertinya tuan telah menjadi ksatria seven colors!'' Kata Cassara, salah satu anak buahnya Semias.
"Kebetulan, ayo kita bertarung...'' kata Semias sambil tersenyum sinis.
***
Pip pip pip
Jam tangan Yuya dan Massu berbunyi tanda ada bahaya. Tanpa pikir panjang, mereka berdua langsung bertransformasi dan mencari bahaya itu.
Sementara itu Shige masih bertarung dengan Semias. Semias mencoba menyerang Shige dengan kekuatannya, tapi Shige bisa menangkisnya dengan kekuatan barunya, yaitu kekuatan es. Karena selalu kalah, Semias mengeluarkan 4 monster, yaitu monster pasir, singa, batu, dan serigala. Shige agak takut. Tapi ia berusaha untuk tidak takut. Karena sekarang ia telah memiliki kekuatan super.
Tak lama yuya dan massu tiba. Mereka terkejut melihat seorang ksatria seven colors baru. Yuya dan Massu tidak tahu jika itu adalah Shige.
Nebula yang melihat 2 ksatria seven colors lagi langsung berteriak, ''ketua, para ksatria seven colors lagi!''
Tanpa basa basi Yuya dan massu langsung menyerang 2 monster. Yuya menyerang monster pasir, dan massu menyerang monster batu. Shige kaget melihat Yuya dan massu, ternyata mereka berdualah para ksatria seven colors. Dan sekarang dirinya pun juga adalah seorang ksatria seven colors. Shige tersenyum dan langsung menghadapi 2 monster yang tersisa, yaitu monster singa dan serigala.
"Ksatria seven colors, kenapa kalian harus muncul...'' gumam Semias geram. Ia benar benar muak dengan kehadiran para ksatria seven colors. Dan apalagi sepupunya juga menjadi ksatria seven colors.
"COLD FREEZER!"
Shige membekukan lengan monster singa yang bersiap mencakarnya. Monster singa itu mengaum dan memukulkan tangannya ke tanah sehingga es yang menutupi lengannya pecah dan hancur. Monster singa pun bersiap untuk mencakar Shige lagi. Tapi untung Shige bisa menghindar. Ia terbang sampai ke hadapan wajah Monster singa dan lalu Shige membekukan mata Monster singa itu agar kesulitan melihat. Dan Monster singa itu langsung mengaum keras dan tak terkendali hingga jatuh terduduk. Sementara Monster singa sedang payah, Shige langsung mengalahkannya saat itu juga.
"ICE ATTACK!"
Akhirnya Monster singa pun kalah. Kini tinggal Monster serigala.
Sementara itu massu juga sedang berusaha mengalahkan Monster batu. Monster batu itu cukup tangguh hingga membuat massu agak kesulitan.
"Uuhh.. GREEN SEED!"
Sekali lagi Monster itu menangkis serangan massu. Dan lalu memukul massu hingga massu terlempar menabrak pepohonan. Massu meringis kesakitan. Ia lalu teringat bahwa dirinya adalah pengendali tumbuhan. Maka dari itu, Massu menjadikan pohon pohon di hutan itu menjadi rudal untuk menyerang Monster batu.
Monster batu itu jatuh terduduk akibat serangan Massu tadi. Tapi Monster batu itu belum kalah, ia bangkit lagi dan kembali menyerang Massu. Massu juga bersiap menyerang. Monster batu itu melakukan pukulan pertama, namun bisa Massu tangkis dengan tangannya. Setelah itu Massu membalasnya dengan pukulan dan tendangan keras. Hingga Monster itu terdorong ke belakang. Tapi sial, setelah itu Massu tertangkap Monster batu itu dan Massu dicengkram kuat hingga Massu kesulitan bergerak dan bernapas. Setelah agak payah, Monster itu melempar Massu hingga Massu terpental menabrak pepohonan.
Sementara itu Yuya juga berusaha mengalahkan Monster pasir. Memang agak sulit karena Monster pasir itu selalu saja bisa lolos dari serangan Yuya. Sebab Monster itu terbuat dari pasir, ia selalu bisa tembus pukulan dan lemparan. Satu satunya yang bisa mengalahkannya adalah air. Tapi Yuya tidak memiliki kekuatan air, ia cuma punya kekuatan petir. Yuya pun bingung harus bagaimana. Disaat Yuya sedang kebingungan, Monster pasir itu menghajar Yuya sampai Yuya terjatuh diantara pepohonan.
Kini tinggal Shige yang masih kuat. Monster serigala masih ia hadapi. Tapi kemudian Monster serigala itu dibantu oleh Monster batu dan Monster pasir.
"Oh tidak...'' gumam Shige takut. Saat melihat Yuya dan Massu sudah tidak berdaya, ketakutannya semakin menambah. Ia harus hadapi 3 Monster sekaligus!
Serangan dari para Monster itu secara berbarengan sehingga membuat Shige kesulitan. Akhirnya Shige pun juga bernasib sama seperti Yuya dan Massu.
"Hahahaha... Monster monsterku memang tiada tanding'' kata Semias.
"Mampuslah kau ksatria seven colors'' tambah Semias lagi.
Yuya mencoba bangkit dari jatuhnya. Begitu pula Shige dan Massu.
"H...heii...'' panggil Yuya ke Shige.
Yuya terkejut saat melihat Shige. Ia mulai mengenali wajah Shige.
"Shige? Itu kau? Bagaimana kau bisa jadi seperti ini?'' Tanya Yuya lagi.
"Ceritanya panjang, kau tak perlu tahu. Sekarang, kita kalahkan mereka dulu...'' jawab Shige.
"Tapi bagaimana? Mereka sangat kuat'' kata Massu.
"Ayo kita bersatu menggabungkan kekuatan kita'' kata Shige sambil menggenggam tangan Yuya dan Massu.
"Ketua, mereka bangkit!'' Seru Emma.
"Apa?!'' Kata Semias terkejut.
Semias terkejut melihat para ksatria seven colors belum mati.
"COLD FREEZER!"
Serangan pertama dari Shige, membuat ketiga monster itu membeku.
"GREEN SEED!" Serangan kedua dari Massu. Membuat ketiga Monster itu kesakitan di dalam es yang dibuat shige.
"LIGHTNING CRASHING!" Dan Serangan ketiga dari Yuya. Membuat ketiga monster itu hancur bersama es yang membekukan mereka.
Akhirnya ketiga monster itu pun kalah. Semias dan anak buahnya langsung pergi dan malu atas kekalahannya dan mengancam bahwa mereka akan kembali.
"Yeeyyy! Kita berhasil lagi!'' Sorak Yuya senang.
Tapi shige malah berjalan pergi meninggalkan Yuya dan Massu.
"Tunggu, shige kau mau kemana?'' Panggil Yuya.
"Aku tidak pantas bergabung dengan kalian. Aku sebenarnya adalah orang jahat''
"Kau bicara apa shige. Kau Sekarang adalah ksatria seven colors!'' Kata Yuya.
"Iya. Kita bukankah berteman? Kau bukan orang jahat di mata kami'' sambung Massu.
"Iya shige. Kini kau dan kami adalah ksatria seven colors. Jadi harus selalu bersama''
Mendengar kata kata Yuya dan Massu, air mata shige mengalir. Ia sungguh terharu. Ia pun langsung berlari memeluk Yuya dan Massu.
"Terima kasih.... teman''
End.
Tunggu ep 4 nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar