Sabtu, 14 Maret 2015

Fanfiction NEWS: Frozen NEWS version part 3

Sementara itu Yuya yang tinggallah sendiri di istananya itu. Ia merasa begitu khawatir. Pria muda itu berjalan kesana kemari berusaha mengontrol kekuatannya.

"Jangan rasakan!''
"Jangan rasakan!''
"Jangan takut, Jangan panik!''

Tapi sayang, semua itu tak memberikan dampak baik sama sekali. Ia baru sadar ketakutannya memunculkan susunan kristal es tajam pada dinding istana esnya itu.

***

Takahisa terbatuk kecil berjalan di belakang Shige. Rambutnya yang memutih semakin meluas. Tiba tiba ia merasa lemas dan hampir terjatuh. Dengan cepat, Shige merangkul Takahisa yang lemas itu. "Kau kedinginan?''
"Iya. Tapi aneh, disini begitu hangat'' "Disinilah kawan2 ku tinggal. Mereka berisik, tak suka diganggu, kadang mereka usil. Aku harap kau tak takut bertemu dengan mereka'' "Bagaimana kau bisa mengenal mereka?''
"Mereka telah merawatku sejak kecil. Nah itu mereka''
Shige menunjuk ke arah kumpulan bebatuan berlumut yang tersusun rapi.
"Mereka?'' Takahisa kebingungan. "Benar. Itu mereka''

Shige kemudian menyapa mereka seolah olah batu itu mengerti sapaan Shige. Koyama dan Takahisa melongo melihat tingkah shige yang bisa dibilang 'tidak waras' itu.

"Massu, kau lari. Aku akan mengalihkan perhatiannya'' bisik Koyama.
"Untuk apa?''
"Aku hanya ingin kau tidak ikut menjadi gila karenanya''

Takahisa mengangguk. Lalu Takahisa mengendap endap untuk bisa lari dari shige. Tapi baru beberapa langkah, seluruh batu itu berguling ke arah shige. Dan mereka menampakkan wujud aslinya sebagai troll.

"Shige kembali!''

"Yeeey shige kembali!''

Para troll itu bersorak dan tertawa bersama shige. Takahisa kini tahu bahwa itu bukanlah batu, melainkan makhluk kerdil bernama troll. Kelucuan para troll itu membuat hati Takahisa menjadi lebih hangat.

"Shige, kau membawa seorang teman''
"Benar. Hmmm dimana ketua?'' "Mereka lucu sekali'' bisik Takahisa kepada Shige. Tiba Tiba Takahisa mulai lemas lagi. Ia hampir tak bisa berdiri. Oleh karena itu shige dengan cepat langsung memapah Takahisa. "Tubuhnya dingin seperti es. Tolong panggilkan ketua''

Sang ketua troll itu langsung menggelinding dan langsung memeriksa keadaan Takahisa. Setelah itu ia menggelengkan kepalanya dan membuat shige semakin khawatir.
"Masuda, hidupmu dalam bahaya. Di dalam hatimu, terdapat es yang dimasukkan oleh kakakmu''
"Tapi kau bisa menyembuhkannya kan?''
"Jika di kepala aku masih bisa atasi. Tapi kalau di hati, itu bukanlah hal yang mudah. Hanya tindakan atau cinta sejati yang dapat menyembuhkannya''

"Shige, bawa aku ke Ryoko. Dialah cinta sejatiku...''

Shige mengangguk. Segera ia membawa Takahisa menuju ke istana chankapaana dengan menunggangi Yamapi.

Setelah melewati perjalanan berbadai salju yang cukup panjang menuju chankapaana, Shige akhirnya dapat membawa Takahisa dengan selamat menuju istana chankapaana. Segera, Shige menyerahkan Takahisa pada staff kerajaan. Para staff kerajaan yang melihatnya, langsung turun menuju gerbang istana.
"Pangeran Masuda kembali''

"Tolong panggilkan putri Ryoko. Masuda membutuhkannya'' "Wakarimashita, terima kasih sudah membawa pangeran Masuda kembali kesini'' Para staff kerajaan itu langsung memapah Takahisa ke dalam istana.

Shige dan yamapi kembali lagi ke pegunungan. Ditengah perjalanan, ia berkali kali menatap kerajaan itu dari jauh. Sekarang, ia merasa begitu kehilangan.
"Kau merindukannya?'' Tanya yamapi. Dengan senyum terpaksa, Shige menjawab.
"Daijoubu, yamapi. Sekarang, kita pergi. Aku senang ia bisa hidup dengan orang yang ia cinta''

Sementara itu istana Yuya yang dijaga Oleh Marshmallow kini telah dikepung pasukan Ryoko. Mereka kesulitan melawan Marshmallow yang besar itu.

Tapi 2 pengawal Ryo berhasil masuk ke dalam istana. Oleh karena itu, Yuya langsung berlari menuju lantai 2 untuk bersembunyi. Tapi semua itu sia sia karena 2 pengawal itu tetap gigih mengejarnya dan terus menembakkan busur.

Yuya sangat panik. Karena 2 pengawal Ryo telah mengepungnya. Ia terus berusaha lari dari mereka namun sangatlah sulit. Ketika salah satu pengawal menembakkan panah ke arahnya, yuya langsung menyilangkan tangannya untuk berlindung. Beruntung, secara tak sadar kekuatannya muncul dan membentuk perisai es.

Sadar kekuatannya bisa melindungi dirinya, yuya langsung menyerang salah satu pengawal dengan menghimpitnya dengan balok es.

Masih dipenuhi rasa takut, yuya juga berusaha membunuh pengawal itu dengan mendorongnya ke balkon istana. Dinding istana pun pecah karena yuya begitu kuat mendorong pengawal yang akan menghabisi nyawanya tersebut.

Ryoko terus berjuang melawan Marshmallow. Dan setelah itu ryoko berhasil mengalahkan Marshmallow dengan memotong kaki Marshmallow juga mendorongnya ke jurang. Oleh karena itu, ryoko bisa masuk ke istana tanpa ada yang menghalangi.

Ia melihat yuya berusaha mendorong salah satu pengawal dengan penuh rasa marah sekaligus takut.
"Raja Tegoshi! Kendalikanlah dirimu! Jangan biarkan ketakutanmu merubah dirimu menjadi Monster!'' Teriak ryoko kepada yuya. Yuya yang mendengarnya langsung menghentikan semua itu sambil terengah engah. Melihat Yuya yang tidak menyerang lagi, pengawal yang terhimpit tadi mengarahkan panahnya ke arah Yuya. Dengan cepat ryoko langsung menahan pengawal itu sehingga membuat panahnya meleset ke arah langit2 istana yang terdiri dari kristal es tajam. Yuya langsung berusaha menghindar dari reruntuhan kristal kristal itu. Namun naas, ia tergelincir dan kepalanya membentur lantai hingga ia jatuh pingsan.

***

Yuya terbangun dan mengerjapkan matanya. Kepalanya terasa berat akibat kejadian semalam. Tapi ia merasa ada yang janggal pada tangannya. Saat ia sadar, ternyata tangannya dirantai dengan besi yang menutupi jari hingga ke pergelangan tangannya.

Yuya sekuat tenaga berusaha melepaskan diri. Namun sia sia. Tiba tiba pintu terbuka dan melihat Ryoko masuk.

"Ryoko, tolong perintahkan mereka agar melepaskanku'' Ryoko melihat lengan Yuya yang dirantai itu dan menatap wajah yuya yang memohon dengan penuh.
"Aku tak bisa memerintah mereka...'' kata ryoko sambil menopang dagu. "Tolonglah! Dan tolong selamatkan Massu! Aku mohon...''

"Kau lihat? Sekarang ini aku tidak bisa'' yuya melanjutkan kata katanya lagi.
"Baiklah. Aku akan mencobanya....'' Ryoko meninggalkan yuya sendirian di ruangan gelap itu. Saat Ryoko sudah pergi, yuya kembali berusaha melepaskan tangannya dari cengkraman rantai besi tersebut.

***

Takahisa terbaring kedinginan di sofa ruang keluarga kerajaan. Ia sangat kedinginan, walaupun sudah memakai selimut tebal dan menyalakan pemanas ruangan. Ia sangat berharap Ryoko cepat datang dan menyelamatkannya.

Pintu ruangan terbuka. Alangkah senangnya hati takahisa saat melihat yang masuk ke ruangan adalah Ryoko.

"Apa yang terjadi?''
"Kakakku, kakakku menembakkan sihirnya padaku. Jika kau tak menolongku, aku bisa membeku'' ujar takahisa.
"Kau bilang ia takkan pernah melukaimu''
"Aku salah. Aku salah seharusnya aku percaya padamu untuk tidak menyusulnya seorang diri'' "Tenanglah aku akan segera menyelamatkanmu...''

Ryoko mendekatkan wajahnya ke wajah takahisa. Ia akan memberikan satu ciuman untuk menghilangkan sihir yuya. Namun, saat bibir mereka sudah beberapa inchi lagi, Ryoko berhenti. Ia melepaskan genggaman tangannya dan berbalik arah ke meja yang di dekat perapian. Meja itu ada teko berisi air diatasnya.

"Apa yang akan kau lakukan, Ryoko? Kau harus selamatkan aku!''

Ryoko tersenyum kecil dan mengambil teko itu dan menuangkan airnya ke dalam perapian sehingga api pun padam. Suhu ruangan menjadi turun drastis. Dari panas biasa, hingga menjadi sangat dingin.

"Ryoko, jangan! Tolong hidupkan lagi!'' Takahisa begitu panik. Ia berusaha turun dari sofa untuk menghajar Ryoko. Namun, ia malah jatuh terduduk. Ryoko menghampiri Takahisa yang terduduk lemas di lantai.

"Wah...wah... sayang ya, kau tak sadar apa yang aku perbuat selama ini...'' kata Ryoko sambil berjalan mengelilingi ruangan itu.
"Kau tahu, aku tak pernah suka padamu secara tulus. Kau tak seperti kakakmu yang tak percaya pada rayuan cinta begitu saja. Kau adalah orang yang mudah sekali di bodohi'' lanjut Ryoko.
"Kau sialan, Ryoko?'' Umpat Takahisa lirih.
"Saat itu aku mau menikahimu dan juga membuat kekacauan pada kakakmu. Dan sekarang, hanya dengan sebuah kesalahan dari kau dan kakakmu, aku bisa menjadi pahlawan kerajaan ini'' lanjut Ryoko lagi.
"Kau bukan tandingan Tegoshi!''
"Oh ya?'' Ryoko berjongkok dan menopang dagu Takahisa.
"Aku tak peduli. Ok, selamat malam sayang. Bersiaplah untuk menemui ajalmu saat ini!'' Ryoko keluar dan langsung mengunci pintu itu dari luar. Takahisa sangat ketakutan. Ia lalu mengetuk ngetuk pintu itu dari dalam. "Ryoko! Jangan! Buka pintunya! Siapa saja, tolong aku!'' Takahisa menangis. Ia tak tahu apa yang harus ia perbuat sekarang. Ia benar benar menyesal telah mempercayai Ryoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar